Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)
Saya heran, selama lima tahun kami menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala saya tentang pernikahan. Tapi jika dikatakan hubungan kami ini hanya main-main, apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas saya akan menolak. Saya sangat tahu aturan main. Bagi pria semapan saya, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk main-main, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?
INI TIDAK MAIN-MAIN!
Judul: Jangan main-main dengan alat kelaminmu!Penulis: Djenar Maesa AyuPenerbit: Gramedia Pustaka UtamaDimensi: ebook, 122 hlm, no ISBNIni adalah kali pertama saya membaca karya Djenar. Meski sering mendengar namanya yang cukup kontroversial, sebab ia dan ayu utami seringkali diidentikkan dengan sastra basah dan isu feminis. Pernah juga saya membaca cuplikan karya mereka dalam kritik sastra Helvy Tiana Rosa di bukunya yang berjudul "Segenggam gumam".Buku ini sendiri merupakan kumpulan cerpen.
Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu) adalah kumpulan cerita pendek yang menyinggung hal tak biasa. Jangan Main-Main dengan buku ini. . .Buku ini tidak memiliki gigi, ia tentu tak bisa menggigit.Buku ini tidak memiliki bisa, tentunya tak ada racun didalamnya.Buku ini hanyalah mengangkat isu yang sangat tidak biasa.Topik-topik yang membuat kedua alisku menyatu, membuatku tak berhenti menyerngit.
Sudah lama tidak menikmati sastra yang unik dan liberatif. Saya cukup menikmati sebelas cerita pendek di dalamnya, jujur, frontal dan nyata. Tidak akan hanya menyinggung Ibukota, dimanapun ada manusia, pasti ada. Cerpen 1 (sesuai judul buku): Pesan yang diantarkan penulis sama dengan cerpen 2 kurang lebih sama, jangan main-main dengan hubungan yang sejak awal dimula atas formalitas 'keseriusan'.Cerpen 3: Moral mudah didapatkan, apalagi jika berurusan dengan kerah putih.Cerpen 4: Ibu adalah
Sudah lama tidak menikmati sastra yang unik dan liberatif. Saya cukup menikmati sebelas cerita pendek di dalamnya, jujur, frontal dan nyata. Tidak akan hanya menyinggung Ibukota, dimanapun ada manusia, pasti ada. Cerpen 1 (sesuai judul buku): Pesan yang diantarkan penulis sama dengan cerpen 2 kurang lebih sama, jangan main-main dengan hubungan yang sejak awal dimula atas formalitas 'keseriusan'.Cerpen 3: Moral mudah didapatkan, apalagi jika berurusan dengan kerah putih.Cerpen 4: Ibu adalah
Ini pertama kalinya membaca cerita dari Djenar Maesa Ayu. Kenapa? Karena hanya buku ini yang terbuka sampulnya di toko buku ketika sedang menunggu jam bioskop yang masih 2 jam lagi.Judulnya jelas provokatif. Sedangkan mengenai cerita-ceritanya... Rata-rata memang cerita pendek di buku ini berkaitan dengan isu seksualitas dengan fokus di (mungkin) salah satu fakta yang agak menyedihkan bahwa manusia dikontrol oleh nafsu birahinya. Tema perselingkuhan, incest, pergaulan bebas, prostitusi semuanya
still the same...djenar is the expert of takin about sex n the city..
Djenar Maesa Ayu
Paperback | Pages: 152 pages Rating: 3.24 | 1300 Users | 155 Reviews
Declare Books Supposing Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)
Original Title: | Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu) ISBN13 9789792289947 |
Edition Language: | Indonesian URL http://www.gramedia.com/book/detail/9789792289947/Jangan-Main-Main-dengan-Kelaminmu |
Literary Awards: | Kusala Sastra Khatulistiwa Nominee for Fiksi - shortlist (2004) |
Narration In Pursuance Of Books Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)
SINOPSISSaya heran, selama lima tahun kami menjalin hubungan, tidak sekali pun terlintas di kepala saya tentang pernikahan. Tapi jika dikatakan hubungan kami ini hanya main-main, apalagi hanya sebatas hasrat seksual, dengan tegas saya akan menolak. Saya sangat tahu aturan main. Bagi pria semapan saya, hanya dibutuhkan beberapa jam untuk main-main, mulai main mata hingga main kelamin. Bayangkan! Berapa banyak main-main yang bisa saya lakukan dalam lima tahun?
INI TIDAK MAIN-MAIN!
Mention Epithetical Books Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)
Title | : | Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) |
Author | : | Djenar Maesa Ayu |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | First Edition |
Pages | : | Pages: 152 pages |
Published | : | November 15th 2012 by Gramedia Pustaka Utama (GPU) (first published 2004) |
Categories | : | Fiction. Novels. Asian Literature. Indonesian Literature. Adult. Short Stories. Feminism. Literature |
Rating Epithetical Books Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)
Ratings: 3.24 From 1300 Users | 155 ReviewsCommentary Epithetical Books Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)
6,5/10i dunno why i read this. well, i ever read her book when i was in junior high school, "mereka bilang aku monyet!". i didnt think it was really good, i guess. but, not really bad either. just like this one.in fact, in this book, some of them made me wanna write something like that. but the rest, tbh, i couldnt even remember the story right after i finished it.btw, sorry for writing this review in english. i know the book is written in bahasa. just dont wanna sound too harsh if i use bahasa.Judul: Jangan main-main dengan alat kelaminmu!Penulis: Djenar Maesa AyuPenerbit: Gramedia Pustaka UtamaDimensi: ebook, 122 hlm, no ISBNIni adalah kali pertama saya membaca karya Djenar. Meski sering mendengar namanya yang cukup kontroversial, sebab ia dan ayu utami seringkali diidentikkan dengan sastra basah dan isu feminis. Pernah juga saya membaca cuplikan karya mereka dalam kritik sastra Helvy Tiana Rosa di bukunya yang berjudul "Segenggam gumam".Buku ini sendiri merupakan kumpulan cerpen.
Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu) adalah kumpulan cerita pendek yang menyinggung hal tak biasa. Jangan Main-Main dengan buku ini. . .Buku ini tidak memiliki gigi, ia tentu tak bisa menggigit.Buku ini tidak memiliki bisa, tentunya tak ada racun didalamnya.Buku ini hanyalah mengangkat isu yang sangat tidak biasa.Topik-topik yang membuat kedua alisku menyatu, membuatku tak berhenti menyerngit.
Sudah lama tidak menikmati sastra yang unik dan liberatif. Saya cukup menikmati sebelas cerita pendek di dalamnya, jujur, frontal dan nyata. Tidak akan hanya menyinggung Ibukota, dimanapun ada manusia, pasti ada. Cerpen 1 (sesuai judul buku): Pesan yang diantarkan penulis sama dengan cerpen 2 kurang lebih sama, jangan main-main dengan hubungan yang sejak awal dimula atas formalitas 'keseriusan'.Cerpen 3: Moral mudah didapatkan, apalagi jika berurusan dengan kerah putih.Cerpen 4: Ibu adalah
Sudah lama tidak menikmati sastra yang unik dan liberatif. Saya cukup menikmati sebelas cerita pendek di dalamnya, jujur, frontal dan nyata. Tidak akan hanya menyinggung Ibukota, dimanapun ada manusia, pasti ada. Cerpen 1 (sesuai judul buku): Pesan yang diantarkan penulis sama dengan cerpen 2 kurang lebih sama, jangan main-main dengan hubungan yang sejak awal dimula atas formalitas 'keseriusan'.Cerpen 3: Moral mudah didapatkan, apalagi jika berurusan dengan kerah putih.Cerpen 4: Ibu adalah
Ini pertama kalinya membaca cerita dari Djenar Maesa Ayu. Kenapa? Karena hanya buku ini yang terbuka sampulnya di toko buku ketika sedang menunggu jam bioskop yang masih 2 jam lagi.Judulnya jelas provokatif. Sedangkan mengenai cerita-ceritanya... Rata-rata memang cerita pendek di buku ini berkaitan dengan isu seksualitas dengan fokus di (mungkin) salah satu fakta yang agak menyedihkan bahwa manusia dikontrol oleh nafsu birahinya. Tema perselingkuhan, incest, pergaulan bebas, prostitusi semuanya
still the same...djenar is the expert of takin about sex n the city..
0 Comments